Konsep Daya Tarik Antarpribadi
Daya tarik antarpribadi
adalah kesukaan pada orang lain, daya tarik antarpribadi ini akan membentuk
atau menimbulkan rasa suka pada seseorang. Daya tarik antarpribadi juga
merupakan salah satu faktor penentu ketika seseorang ingin berhubungan dengan
orang lain. Setiap individu mempunyai tingkat ketertarikan personal dalam
memulai membina hubungan sosial. Ketertarikan personal ini muncul pada saat masa
dewasa awal dimana individu mengerti mana orang yang dicintai atau
dipercayainya. Daya tarik antarpribadi individu terhadap individu lain memicu keterbukaan yang lebih mendalam ketika
sebuah hubungan dalam status lebih dari sekedar teman.
Setiap
pribadi adalah sesuatu yang unik dan sangat sulit di imitasi, setiap individu
pun tertarik pada hal-hal yang berbeda-beda termasuk juga pada individu
lainnya, dan pada saat yang sama juga menarik individu lainnya.
Menurut para
ahli, konsep diri dipahami sebagai pandangan dan perasaan kita tentang diri
kita sendiri. Konsep diri dapat bersifat positif dan negatif. Konsep diri yang
positif, umumnya dicirikan dengan lima hal berikut:
1)
Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;
2)
Merasa setara dengan orang lain;
3)
Menerima pujian tanpa rasa malu;
4)
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
oleh masyarakat;
5)
Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa keinginan kita untuk selalu berhubungan dengan orang lain menunjukkan
ketertarikan kita terhadap orang tersebut atau justru kita ingin menarik mereka
dalam pergaulan kita.
Beberapa tipe hubungan yaitu pertemanan, persahabatan
dan percintaan. Pertemanan merupakan bentuk awal hingga semakin intim sebuah
hubungan akan menjadi persahabatan. Sedangkan percintaan melibatkan dua orang
yang berbeda jenis kelamin yang menurut Abu Ahmadi terdapat empat elemen
percintaan. Yaitu pengertian, kepercayaan, kerjasama dan pernyataan kasih
sayang.
2.
Prinsip Daya Tarik Antarpribadi
Berscheid (1978) menyimpulkan bahwa manusia
cenderung menggambarkan keadaan disekitarnya sebagai rewarding atau punishing.
Gejala ini dapat dilihat sebagai reaksi seseorang terhadap orang lain
berdasarkan konsekuensi positif atau negatif yang dialami akibat adanya manusia
lain tersebut. Beberapa teori yang menjelaskan daya tarik antarpribadi, yaitu
teori reinforcement, dan model Byrne & Clore.
a. Teori
Reinforcement
Prinsip dasar dari teori belajar adalah penguatan
(reinforcement). Seseorang menyukai orang lain dengan cara memberi ganjaran
sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. salah satu tipe ganjaran yang penting
adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa
seseorang cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara
positif.
Daya tarik interpersonal atau interpersonal
attraction banyak berdasar pada pendekatan teori reinforcement (Berscheid,
1978). Teori ini menjelaskan sesuatu yang memberi kenikmatan atau kepuasan
(rewarding) akan meningkatkan tingkah laku atau dengan kata lain reward
berfungsi sebagai penguat tingkah laku (reinforcer). Prinsip ini mendasari teori-teori
tentang ketertarikan interpersonal, yaitu seseorang menyukai orang yang memberi
atau mengakibatkan reward, dan tidak menyukai orang yang memberi atau
mengakibatkan punishment.
Ada dua macam pengaruh yang dikandung oleh
reinforcement, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif. Disebut
reinforcement positif apabila pengaruhnya meningkatkan tingkah laku. Sebaliknya
disebut reinforcement negatif apabila ketiadaannya berpengaruh meningkatkan
tingkah laku. Berdasarkan nilai reinforcer, terdapat 2 macam konsekuensi lain,
yaitu reinforcer yang bersifat menyenangkan sehingga tingkah laku untuk
mendapatkannya meningkat, dan reinforcer yang tak menyenangkan sehingga
frekuensi kemunculan tingkah laku menurun. Reinforcement menyenangkan disebut
sebagai reward sementara reinforcer yang tak menyenangkan disebut sebagai
punishment.
b
. Model Byrne & Clore
Teori yang mendasarkan formulasinya pada hukum-hukum
belajar menyatakan bahwa rasa suka dan tak suka antar pribadi merupakan
respons-respons yang dipelajari (Irwanto dkk, 1991). Teori yang berhubungan
dengan reward-punishment banyak mendasari pemikiran mengenai ketertarikan
interpersonal. Pada dasarnya orang cenderung menyukai pihak yang memberi
kenikmatan atau reward padanya. Tetapi pada kenyataannya, suatu reward tidak
harus berupa kenikmatan. Banyak hal yang pada hakikatnya dirasakan sebagai
rewarding sehingga mempengaruhi daya tarik interpersonal seseorang terhadap
orang lain.
Byrne dan Clore mengajukan teori yang disebut
Reinforcement-Affect Model. Menurut Byrne-Clore Reinforcement-Affect Model
(Berscheid, 1978), evaluasi suka atau tidak suka terhadap orang lain didasarkan
pada perasaan (feelings) yang diasosiasikan terhadap orang tersebut. Dengan
kata lain, mereka menyatakan bahwa evaluasi kita terhadap segala hal, termasuk
orang lain didasarkan pada perasaan positif atau negatif yang sedang kita alami
saat itu (Irwanto dkk, 1991). Perasaan tersebut tidak harus merupakan reaksi
langsung terhadap tindakan nyata orang itu, melainkan berdasar pada asosiasi
yang timbul dalam diri sendiri berdasarkan pengalamannya dalam situasi lain.
Baron dan Byrne (dalam Berscheid, 1978) telah
membuat rangkuman mengenai prinsip-prinsip dasar Byrne-Clore
Reinforcement-Affect Model, yaitu:
1) Sebagian besar stimulus yang diterima dapat
diidentifikasikan sebagai rewarding atau punishing. Manusia cenderung
menghampiri stimulus yang menyenangkan dan menghindari stimulus yang tidak
menyenangkan. Manusia juga mempelajari tingkah laku yang memungkinkannya
mendapat stimulus menyenangkan lebih sering, dan mempelajari tingkah laku yang
memungkinkannya mendapatkan stimulus tak menyenangkan seminimal mungkin.
2) Stimulus yang merupakan rewarding
membangkitkan perasaan positif, sementara stimulus yang merupakan punishing
menimbulkan perasaan negatif.
3) Evaluasi
terhadap stimulus tersebut dapat berupa baik-buruk, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, tergantung pada perasaan yang ditimbulkannya, negatif atau
positif. Kekuatan dari perasaan yang ditimbulkan itu tercermin melalui bagaimana
seseorang mengekspresikan baik atau buruk
pengevaluasian.
4) Melalui suatu proses conditioning sederhana,
rangsang-rangsang stimulus yang netral bila dihubungkan dengan rewarding dan
punishing akan mempunyai kapasitas untuk menimbulkan perasaan positif atau
negatif, oleh karena itu akan disukai atau tidak disukai.
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik
Antarpribadi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi daya tarik antar pribadi dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Daya
tarik fisik
Daya
tarik fisik memiliki persentase yang dominan dalam ketertarikan
interpersoal.Tetapi penelitian telah menunjukan bahwa daya tarik fisik memang
berpengaruh. Pada sebuah eksperimen dimana mahasiswa dan mahasiswi dipasangkan
dengan acak pada suatu “acara dansa” lalu pada pertengahan mereka mengisi
kuisoner anonim yang menilai teman dansanya. Sebelumnya, peneliti telah
melakukan beberapa tes kepribadian untuk setiap orang serta penilaian
independen tentang daya tarik fisiknya. Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya
daya tarik fisik yang memiliki peranan dalam berapa besar seseorang disukai
pasangan dansanya, tidak ada satupun parameter intelegensi, kecakapan sosial
atau kepribadian yang diasosiasikan dengan kesukaan satu sama lain. Penelitian
lainnya meminta seorang subjek wanita membaca deksripsi tindakan agresif
seorang anak disertai dengan foto anak yang menarik dan tidak menarik, subjek
percaya bahwa anak yang menarik lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan
tindakan agresif itu dibanding anak yang tidak menarik. Tetapi untungnya kekuatan
daya tarik fisik akan melemah jika yang dicari adalah hubungan jangka panjang.
2. Kedekatan
Kedekatan
disini dalam arti dekat secara fisik/lingkungan. berbeda dengan keakraban yang
dijelaskan setelah ini. Suatu penelitian terhadap 5000 buku nikah di philadelphia
pada tahun 1930 menunjukan bahwa sepertiga pasangan tinggal dalam jarak hanya 5
blok satu sama lain. Sayangnya kedekatan hanya membantu pada reaksi awal saja.
Hal ini dapat menjelaskan kasus tetangga yang saling membenci dikarenakan
proses reaksi awalnya yang tidak baik, tetapi walaupun begitu kedekatan yang
terjadi terus-menerus dapat meningkatan hubungan menjadi persahabatan. Jika
anda salah satu yang percaya bahwa ada seseorang yang menunggu anda di luar
sana, bisa saja orang itu ada di dekat anda.
3. Keakraban
Salah
satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena meningkatkan
keakraban. Efek keakraban menimbulkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat
umum, sebuah penelitian tentang efek keakraban dilakukan dengan mengambil foto
seorang mahasiswi lalu mencetak wajah asli dan bayangan cerminnya lalu
diperlihatkan kepada mahasiswi tersebut dan teman-teman dekatnya. Mahasiswi itu
lebih menyukai foto cerminnya sementara hasil yang terbalik terjadi pada
teman-temannya. Ini dikarenakan mahasiswi itu lebih sering melihat wajah
“cerminnya” sementara teman-temannya melihat wajah “aslinya”.
4.
Kemiripan
Sering
ada yang bilang bahwa orang yang berlawanan menimbulkan daya tarik. Tetapi ada
yang dilupakan ketika orang mengatakan,”saya bekerja dibelakang meja dan dia
pekerja lapangan”, “saya orang IT dan dia sejarahwan”. Mereka lupa bahwa mereka
adalah pekerja profesional, mereka memiliki kebangsaan yang sama, tingkat
pendidikan yang sama, agama, kelas sosial, usia, dan intelegensi yang hanya berbeda
beberapa point. Jadi anda salah jika hanya melihat 1 atau 2 perbedaan dan
menghilangkan persamaan yang begitu banyak, lalu menyimpulkan bahwa
perbedaanlah yang menyatukan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa 99 persen
pernikahan di amerika adalah dari ras yang sama. Salah satu alasan mengapa
kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan
pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya.
Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling
melengkapi (komplementer) misalnya: orang yang dominan akan lebih menyukai
pasangan yang seringnya mengalah.
Perbedaan yang saling melengkapi akan
membuat interaksi kedua individu lebih dekat,dan merasa sempurna atas adanya
pelengkap di atas kekurangan.
Selain itu, faktor yang mempengaruhi
daya tarik antarpribadi juga dapat digolongkan menjadi 6 sebagai berikut:
1.
Komunikasi efektif
Komunikasi interpersonal dinyatakan
efektif bila pertemuan antarapemangku kepentingan terbangun dalam situasi
komunikatif- interaktif danmenyenangkan.
Sebaliknya apabila berkumpul dengan orang atau kelompok yangdibenci akan
membuat tegang, resah dan tidak enak.
2.
Ekspresi wajah
Ekspresi
wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukanpenerimaan individu
atau kelompok. Wajah telah lama menjadi sumber informasidalam komunikasi
interpersonal. Wajah merupakan alat komunikasi yang sangatpenting dalam
menyampaikan makna, dalam raut wajah akan
menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaanmenangkap emosi wajah sangat menentukan
kecermatan tindakan yang akandiambil.
3. Kepribadian
Kepribadian
sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin.Kepribadian
mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakterdan perilaku.
Tindakan dan tanggapan terhadap pesan sangat tergantung pada polahubungan
pribadi dan karakteritik atau sifat yang dibawanya.
4. Kesamaan
karakter personal
Manusia
selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya ataukita
cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang samadengan
kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yangsama.
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan,kebiasaan,
sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis,cenderung
saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.
5. Daya
tarik
Dalam
hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadapdiri
individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang
khas.Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik
fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan
personal.Orang-orang yang memiliki daya tarik cederung akan disikapi dan
diperlakukanlebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi
pendapat orang lain.
6.
Kompetensi
Setiap
orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karenaprestasi
atau kemampuan yang ditunjukkan. Masyarakat akan cenderungmenanggapi informasi
dan pesan dari orang berpengalaman, dan mampumemberikan solusi terhadap masalah
yang dihadapi. Dalam situasi krisis, parapihak yang berkonflik membutuhkan
bantuan teknis dan bimbingan dari individuyang dipercaya dan mampu menumbuhkan
kerjasama untuk mendorong penyelesaian.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang : Unnes Press.
http://www.scribd.com/doc/87029874/Daya-Tarik-Interpersonal
0 komentar:
Posting Komentar
GUNAKAN BAHASA YANG SOPAN DAN SANTUN DALAM BERKOMENTAR